Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

DUNIA INTERNET

Takut Beranjak Dewasa

  • Bahasa penulisan: Bahasa Inggris
  • Negara referensi: Semua negara country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Teks yang dirangkum oleh AI durumis

  • Saya berusia 17 tahun, dan saya merasa cemas tentang tumbuh dewasa. Saya mulai merasakan tekanan untuk membuat keputusan tentang masa depan saya, terutama ketika berhubungan dengan perguruan tinggi.
  • Keluarga saya ingin saya belajar Hukum, tetapi saya tertarik pada Psikologi. Saya takut bahwa pilihan saya akan mengecewakan mereka.
  • Namun, kakak laki-laki saya, yang telah melalui tekanan serupa, menyarankan saya untuk mengikuti passion saya dan tidak takut dengan konsekuensi dari pilihan saya.

“Hari ini tepatnya aku berusia 17 tahun, masa yang sangat aku nantikan karena tinggal selangkah lagi aku benar-benar berada di dunia yang berbeda. Orang bilang usia 17 tahun itu istimewa karena fase inilah yang membawaku menuju dewasa dan meninggalkan masa remaja. Buktinya, di usia 17 tahun para remaja baru diakui oleh negara dengan membuat KTP sebagai identitas diri. Tapi, aku juga sudah bersiap untuk bisa menjadi pribadi yang dewasa dan perlahan meninggalkan sifat kekanak-kanakan.”

Apakah sunners pernah berada di situasi takut beranjak dewasa?

Itulah penggalan kalimat yang kutulis dan kubaca kembali dari buku harian milikku. Wah rasanya aku sangat bersemangat menyambut diriku di usia 17 tahun kala itu dengan keyakinan menuju dewasa itu menyenangkan, hingga beberapa bulan kemudian aku dihadapkan oleh pilihan yang membawaku kepada keresahan, ketakutan, kekhawatiran, dan penuh bimbang yang menjadikan keyakinanku pupus. Aku saat ini duduk di bangku kelas tiga SMA. Mulai bermunculan pertanyaan dari segelintir orang. “Naya sudah kelas tiga SMA, kan?! Mau lanjut kuliah di mana?”, atau “Naya setelah lulus SMA mau lanjut kuliah atau bekerja?”, tak jarang juga seperti ini “Naya, mau kuliah jurusan apa?”, dan lain-lain. Tak jarang beberapa orang menyimpulkan sendiri jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum sempat kujawab itu, semakin membuatku pusing. Aku sempat lupa bahwa dewasa tidak selalu tentang kebebasan, tetapi ada keputusan yang harus diambil dan bukan hanya tentang diriku sendiri, melainkan ada harapan banyak orang yang bersandar dididiri dididiri dididiri “Dek, kamu sebentar lagi lulus, loh. Sudah memutuskan mau kuliah di mana dan memilih jurusan apa?”, Tanya Kak Rian, satu-satunya kakak yang kumiliki dan di usianya yang menginjak 28 tahun ini ia tak kunjung menikah, padahal wajahnya lumayan juga.

“Kak, gak ada pertanyaan lain kah?, tiap kita sarapan selalu itu saja yang ditanyakan di atas meja makan ini!”, jawabku kesal karena sudah bosan dihadapkan oleh pertanyaan yang itu-itu saja.

“Wajarlah Dek kalau Kakakmu bertanya, toh memang betul kamu sudah harus bisa mengambil keputusan saat ini tentang masa depanmu. Sudah jangan bingung, pilih Jurusan Hukum saja seperti Kakakmu”, sahut Ibu yang selalu membela anak laki-laki semata wayangnya itu.

“Kamu masih bingung memangnya, Dek? Coba cerita dengan kami, mungkin kamu bisa menemukan jawaban”, ucap Ayah kepadaku, beliau memang selalu hangat dan bijak, satu-satunya penolongku disaat aku terpojok.

Aku hanya bisa terdiam, seperti yang kubilang aku tak mau terlihat kekanak-kanakan walau di depan keluargaku sendiri. Ya, sebenarnya aku pun bingung mau bercerita bagaimana karena rasa khawatir, takut, dan bimbang sudah bercampur aduk di benakku.

“Tuhan, tak bisakah kau berikan ilham kepadaku, mungkin sedikit saja tentang gambaran masa depanku kelak akan bagaimana?!”, pintaku pada Tuhan, walau kutahu masa depan itu abu-abu.

Setelah sarapan bersama, aku berangkat ke sekolah diantar oleh Kak Rian. Sambil menyetir dengan perlahan tapi pasti, Kak Rian membuka obrolan.

“Dek, maafin Kakak ya. Kakak gak bermaksud membuatmu merasa tertekan, hanya saja Ayah, Ibu, dan Kakak sendiri pun khawatir sama kamu”, ucapnya lembut.

“Iya, aku tahu, Kak. Tapi tolonglah kasih aku waktu untuk berpikir dengan matang agar keputusan yang aku ambil itu gak salah”, jawabku dengan memohon.

“Dek, gak ada keputusan yang benar dan salah. Setiap keputusan itu ada risikonya masing-masing. Tinggal bagaimana kita bisa melawan rasa takut dari dampak keputusan yang kita ambil.” ucap Kak Rian penuh keyakinan.

“Kakak paham, jalan menuju dewasa itu gak selamanya indah karena Kakak sendiri pun pernah ada di posisimu. Banyak kekhawatiran dan ketakutan yang muncul, tapi masa depan gak ada yang tahu, Dek. Belum tentu yang kamu takutkan itu akan terjadi, dan ini hidupmu. Kamu sendiri yang akan menjalaninya”, lanjutnya.

Aku hanya terdiam, memikirkan ucapan kakakku yang harus kuakui sedikit memberikan pencerahan bagi diriku yang penuh kebimbangan ini. Sejujurnya, aku takut bahwa keputusanku untuk berkuliah di Jurusan Psikologi akan mengecewakan ayah dan ibu karena mereka berharap aku memilih Jurusan Hukum. Tapi, dari pada aku menduga-duga dan malah menambah beban pikiran saja lebih baik sepulang sekolah nanti aku bicarakan hal ini dengan ayah dan ibu, semoga saja mereka menyetujui keputusanku.

M. Sapril
DUNIA INTERNET
Saya seorang pustakawan
M. Sapril
Perkenalkan, aku adalah seorang introvert,,, Penulis adalah seorang introvert yang berbagi cerita tentang pengalamannya sebagai introvert dan bagaimana dia mengatasi tantangan yang dihadapi.

19 Maret 2024

Si Introvert Alana adalah seorang gadis yang introvert, dia tidak suka keramaian dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian. Namun, Alana sadar bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dan dia harus menerima dirinya sendiri. Alana belajar untuk m

19 Maret 2024

Tips Sukses di Usia Muda dengan Mindset yang Tepat 젊은 나이에 성공하려면 올바른 사고방식이 필요합니다. 젊은 나이에 성공하기 위한 팁을 효과적으로 적용하는 것이 중요합니다.

21 Maret 2024

<Welcome to Marriage Information Agency> Apakah pernikahan yang sebenarnya mungkin? [11] Ulasan jujur tentang biro jodoh, bersama dengan motivasi, proses pemilihan, dan harapan seorang wanita akhir 30-an yang memutuskan untuk menggunakan biro jodoh.
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리

6 Mei 2024

<Welcome to Marriage Information Company> Apakah pernikahan yang sebenarnya itu mungkin? [1] Setelah membaca sebuah postingan internet yang mengatakan bahwa pada usia 25 tahun seseorang akan menjadi penyihir, penulis merenungkan kembali pengalaman cintanya dan meninjau kembali standar jomblo. Penulis secara jujur menceritakan tentang kekecewaan c
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리

28 April 2024

Urutan saling mengakui: Anda harus mengalaminya ketika muda - 2 Penting untuk merenungkan diri sendiri sebelum menilai dan menilai seseorang, dan kita semua hidup untuk pertama kalinya dan menyadari bahwa kita memiliki kekurangan. Artikel ini berisi refleksi tentang usia dan pengalaman dari perspektif 40-an melalui pe
Byungchae Ryan Son
Byungchae Ryan Son
Byungchae Ryan Son
Byungchae Ryan Son
Byungchae Ryan Son

20 Mei 2024

<Selamat Datang di Biro Jodoh> Apakah Pernikahan Sejati Itu Mungkin? [6] Protagonis fokus pada tujuan pernikahan melalui pertemuan dengan 'orang yang baik', tetapi hatinya tidak berdebar, membuatnya merasa tertekan. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan dan memulai perjalanan untuk menemukan cinta sejati yang
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리
나에게도 짝은 있는가. 파란만장 로맨스 다이어리

30 April 2024

Orang yang gila belajar dan masuk ke Universitas Seoul tapi hidupnya hancur Ini adalah kisah seorang wanita yang lulus dari Universitas Seoul dan menikahi seorang pria dengan 'spesifikasi istimewa'. Pengakuannya tentang pernikahan mewah, keluarga mertua, dan kehidupannya yang tertekan mendapat banyak simpati. Mengapa dia membuat
ModuMaru
ModuMaru
ModuMaru
ModuMaru

6 Mei 2024

Masa Depan yang Tidak Pasti, Semangat yang Mekar di Dalamnya Merupakan hal yang wajar untuk takut akan tantangan baru, tetapi tidak melakukan apa pun karena takut gagal adalah kerugian yang lebih besar. Artikel ini mendorong kehidupan yang melampaui ketakutan akan tantangan dan mengikuti semangat Anda sendiri, mene
Dream Atelier
Dream Atelier
Dream Atelier
Dream Atelier
Dream Atelier

4 April 2024